Penggunaan pestisida di dunia mencapai 3,5 juta ton per tahun dan penggunaan pestisida dengan jenis highly toxic, sebagian besar digunakan oleh negara berkembang, termasuk Indonesia. Pestisida sendiri merupakan racun bagi hama, penyakit, atau gulma atau juga bisa dikatakan pestisida adalah zat kimia atau bahan lainnya yang dipakai untuk mematikan hama, baik yang berupa tumbuhan, serangga, dan hewan lainnya yang berada di sekitar lingkungan kita. Penggunaan pestisida sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas petani dan sektor pertanian. Menggunakan pestisida adalah suatu aktivitas yang termasuk dalam tugas pekerjaan.
Dewasa ini, meningkatnya penggunaan pestisida memiliki konsekuensi terhadap kesehatan masyarakat. Banyak masyarakat petani yang berperilaku tidak aman dalam menggunakan pestisida sehingga berisiko tinggi terkena penyakit atau mengalami kecelakaan kerja. Pestisida di satu sisi dianggap mampu mengendalikan hama dan penyakit tanaman oleh sektor pertanian, di sisi lain, penggunaan pestisida dapat mengakibatkan dampak negatif yang sangat besar, yakni pencemaran lingkungan dan gangguan pada kesehatan.
Pestisida sebagai salah satu bahan kimia yang beracun dan berbahaya, seharusnya memiliki panduan pada label tiap kemasannya agar dapat digunakan secara aman dan sehat. Namun demikian pestisida yang beredar di kalangan petani belum tentu merupakan pestisida yang dibeli lengkap dengan kemasan standar, bahkan ada juga pengguna yang membeli pestisida secara eceran tanpa kemasan dan tidak membaca label kemasan pestisida saat digunakan.
Pestisida berbahaya dan beracun bagi hama dan manusia. Kebanyakan pestisida akan menyebabkan kerugian jika dengan sengaja atau tidak sengaja tertelan atau terpapar dalam kurun waktu yang lama. Risiko keracunan dapat dikurangi melalui penggunaan pestisida secara aman dan sehat mulai dari tahap membeli, menyimpan, memakai dan pembuangan wadah bekas pestisida.
Keterbatasan tingkat pendidikan para pekerja sektor pertanian, menyebabkan kurangnya pengetahuan dan kesadaran serta perilaku para petani dalam memahami dampak dan bahaya penggunaan pestisida secara aman dan sehat. Sehingga petani belum dapat melaksanakan penggunaan pestisida dengan prosedur kerja yang baik dan aman. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan dan keterampilan bagi petugas kesehatan untuk membina petani dan penjamah pestisida dalam menerapkan cara aman dan sehat bekerja dengan pestisida.
Petugas kesehatan dan petugas pertanian perlu bekerjasama dalam memberikan pemahaman pada para petani tentang hal-hal penting yang perlu diketahui dalam menggunakan pestisda. Bahwa pestisida itu merupakan sebuah racun bukan obat. Dalam penggunaan pestisida harus sesuai dengan prosedur. Dan penggunaan Alat pelindung diri (APD) itu sangat diperlukan dan diharuskan. Para petani juga perlu diinformasikan dan memahami cara-cara pertolongan pertama jika terkena tumpahan, terhirup dalam jumlah banyak, termakan dan kontak lainnya dengan pestisida.
Mengaplikasikan pestisida yang benar adalah dengan menggunakan alat pelindung diri berupa apron (celemek), sarung tangan, penutup wajah, masker, dan sepatu boat. Pakaian yang digunakan juga harus berlengan panjang dan celana panjang guna untuk mencegah timbulnya risiko keracunan.
Alat pelindung diri berupa apron di sini harus digunakan dalam seluruh kegiatan yang berkaitan dengan pestisida, mulai dari saat mencampur, mengisi tangki, hingga menyemprotkan pestisida. Apron yang digunakan juga harus memenuhi persyaratan yaitu mampu melindungi tubuh dari berbagai formula pestisida, tahan lama, ada sirkulasi udara, nyaman dikenakan, dan ringan. Apron yang ringan membuat pemakai lebih leluasa saat bergerak.
Mengapa saat penyemprotan pestisida perlu menggunakan apron? Sebab cairan pestisida yang disemprotkan oleh knapsack sprayer sangat kecil ukuran partikelnya. Penglihatan mata secara langsung terkadang tidak terlihat karena ukuran / dropletnya sangat kecil, bisa mencapai >100 droplet/cm2. Namun jika menggunakan stardust dibawah lampu violet baru dapat terlihat.
Dan tidak semua semprotan itu mengenai sasaran (daun atau hama) yang menjadi target penyemprotan. Adanya angin di sekitar tempat penyemprotan, sangat memungkinkan semprotan juga mengenai bagian-bagian tubuh penyemprot. Belum lagi jika tangki yang digunakan mengalami kebocoran dibagian tangkinya. Dapat dibayangkan berapa banyak bagian tubuh penyemprot yang terpapar oleh pestisida. Oleh karena itu penggunaan apron menjadi hal yang sangat penting.
Banyak jenis bahan yang dapat digunakan untuk apron, diantaranya dengan bahan tyvek. Keunggulan tyvek dapat dicuci dan bersifat anti percikan cairan. Karena itu, baju yang terbuat dari tyvek tidak akan basah, jika hanya terkena butir-butir kecil cairan pestisida. Tyvek juga sangat ringan, beratnya hanya 110 – 150 gram/meter2.